MAKALAH
SUNAN MURIA
I.PENDAHULUAN
Islam
dalam penyebarannya ke Indonesia khususnya ke Jawa, tidak begitu saja, tetapi
ini melalui jalan-jalan yang sangat sulit sekali. Para wali khususnya Sunan
bonang menempuh jalan memasukkan ajaran Islam kepada rakyat di tanah Jawa
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara
ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka
tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan
agama Islam.
II.PEMBAHASAN
A.bagaimana asal usul
sunan muria?
b.bagaimana kesaktian
sunan muria?
c.bagaiman sejarah
dakwah sunan muria?
C.PEMBAHASAN
a.asal usul sunan
muria
Beliau
adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said.
Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau
menggunakan cara halus, ibarat mengambil
ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk
menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria.
Tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo.
Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
Tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo.
Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
2. Sakti Mandraguna
Bahwa Sunan Muria itu adalah Wali yang sakti, kuatfisiknya dapat dibuktikan dengan letak padepokannya yang terletak diatas gunung . Menurut pengalaman penulis jarak antara kaki undag-undagan atau tangga dari bawah bukit sampai kemakam Sunan Muria (tidak kurang dari750 M).
Bahwa Sunan Muria itu adalah Wali yang sakti, kuatfisiknya dapat dibuktikan dengan letak padepokannya yang terletak diatas gunung . Menurut pengalaman penulis jarak antara kaki undag-undagan atau tangga dari bawah bukit sampai kemakam Sunan Muria (tidak kurang dari750 M).
Bayangkanlah, jika Sunan Muria dan istrinya atau
dengan muridnya setiap hari harus naik-turun, turun-naik guna menyebarkan agama
Islam kepada penduduk setempat ,atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut
serta para pedagang. Hal itu tidak dapat dilakukannya tanpa adanya fisik yang
kuat. Soalnya menunggang kuda tidak mungkin dapat dilakukan untuk mencapai
tempat tinggal Sunan Muria.Harus jalan kaki. Itu berarti Sunan Muria memiliki
kesaktian tinggi, demikian pula murid-muridnya.
c.sejarah dakwah sunan muria
Sunan Muria mencerminkan seorang sufi yang zuhud,
yang memandang dunia ini sangat kecil. Oleh karena itu ia tidak silau
terhadapnya. Tugasnya sehari hari mengasuh dan mendidik para santri yang hendak
menyelami ilmu tasawuf, didampingi oleh putranya Raden Santri. Seperti halnya
sufi sufi lain, Sunan Muria mencerminkan pribadi yang menempatkan para cintanya
kepada Alloh (hubbulloh) diatas segala galanya. Sepanjang hidupnya hanyalah
untuk memuja dan memuji Alloh. Ia melihat sekeliling dengan empat mata: dua
mata di kepala untuk melihat dunia di sekitarnya dan dua mata di hatinya untuk
melihat kebenaran dan kemuliaan. Cahaya pandangannya senantiasa jauh menembus
ke alam yang terjangkau oleh akal pikiran, kepada Alloh senantiasa memohonkan:
"Ya Tuhan beri aku nur (cahaya) dan tambahkan cahaya itu. Beri aku cahaya di hati, di telinga, di mata, di rambut, daging dan tulang, bahkan di tiap butiran darah serta sel sel syaraf sekalipun".
Sunan Muria juga mengajarkan tata krama dzikir. Di bawah bimbingan tasawuf Sunan Muria, orang orang membenamkan diri untuk dzikir kepada Alloh. Hatinya senantiasa ingat kepada Alloh sambil di lisankan oleh bibirnya yang tak pernah kering mengucapkan kalimat Thoyyibah dan kalimat Risalah:
"La Ilaha Illa Alloh Muhammadur Rosululloh".
Tangannya tak henti menghitung butiran-butiran tasbih kadang di iringi goyangan lirih badannya dari kanan ke kiri sebanyak hitungan dzikir yang dilisankan dengan suasana pelan dan syahdu. Demikianlah tata krama yang diajarkan oleh Sunan Muria dan wali wali yang lain.
Sunan Muria, sebagaimana sufi sufi lainnya, selama mendambakan kerinduan hatinya akan memperoleh keridhoan Alloh. Demikianlah, maka seperti halnya para sufi al-Mutahabbun yang lain, Sunan Muria bersama sama santrinya mengisi hari harinya yang lengan di Tanjung Jepara yang terpencil dari keramaian duniawi untuk berdzikir dan berdoa pagi hingga malam sepanjang hari sepanjang bulan dengan tidak meninggalkan ibadah yang lain serta hak hak manusiawi yang hidup dalam masyarakat.
"Ya Tuhan beri aku nur (cahaya) dan tambahkan cahaya itu. Beri aku cahaya di hati, di telinga, di mata, di rambut, daging dan tulang, bahkan di tiap butiran darah serta sel sel syaraf sekalipun".
Sunan Muria juga mengajarkan tata krama dzikir. Di bawah bimbingan tasawuf Sunan Muria, orang orang membenamkan diri untuk dzikir kepada Alloh. Hatinya senantiasa ingat kepada Alloh sambil di lisankan oleh bibirnya yang tak pernah kering mengucapkan kalimat Thoyyibah dan kalimat Risalah:
"La Ilaha Illa Alloh Muhammadur Rosululloh".
Tangannya tak henti menghitung butiran-butiran tasbih kadang di iringi goyangan lirih badannya dari kanan ke kiri sebanyak hitungan dzikir yang dilisankan dengan suasana pelan dan syahdu. Demikianlah tata krama yang diajarkan oleh Sunan Muria dan wali wali yang lain.
Sunan Muria, sebagaimana sufi sufi lainnya, selama mendambakan kerinduan hatinya akan memperoleh keridhoan Alloh. Demikianlah, maka seperti halnya para sufi al-Mutahabbun yang lain, Sunan Muria bersama sama santrinya mengisi hari harinya yang lengan di Tanjung Jepara yang terpencil dari keramaian duniawi untuk berdzikir dan berdoa pagi hingga malam sepanjang hari sepanjang bulan dengan tidak meninggalkan ibadah yang lain serta hak hak manusiawi yang hidup dalam masyarakat.
IV.KESIMPULAN
SUMBER;
http://cicik.staf.narotama.ac.id/2012/02/08/sunan-muria-atau-raden-umar-said-atau-raden-said/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar