Sunan Bonang
I. Pendahuluan
Islam dalam penyebarannya ke Indonesia khususnya ke
Jawa, tidak begitu saja, tetapi ini melalui jalan-jalan yang sangat sulit
sekali. Para wali khususnya Sunan bonang menempuh jalan memasukkan ajaran Islam
kepada rakyat di tanah Jawa antara lain:
a. Ajaran agama itu diperkenalkan kepada rakyat dengan
cara memasukkan sedikit-demi sedikit, agar masyarakat tidak kaget atau tidak
menolak.
b. Mengawinkan ajaran-ajaran agama Islam dengan
kepercayaan Hindu Budha
Disamping kedua cara tersebut di atas, sebenarnya
masih banyak lagi hal-hal atau pun cara-cara yang ditempuh oleh Sunan bonang
Untuk lebih jelas mengenai cara-cara atau pun hal-hal
yang ditempuh oleh Sunanbonang dalam penyebaran Islam, saya akan mencoba untuk
mengupasnya lebih dalam.
II.RUMUSAN MASALAH
a.bagaimana asal-usul
sunan bonang?
b.bagaimana silsilah
sunan bnang?
c.karya apa saja yang
dicptakan sunan bonang sewaktu beliau masih hidup?
d.keilmuan apa saa
yang dmiliki oleh sunan bonang?
III.PEMBAHASAN
A.asasl
ususl sunan bonan
Sunan
Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia
adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.
Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama
ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.
B.Silsilah
Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) bin
Sunan Ampel (Raden Rahmat) Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
Maulana Malik Ibrahim bin Syekh Jumadil Qubro (Jamaluddin Akbar Khan) bin
Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin
Abdul Malik Al-Muhajir (dari Nasrabad,India) bin
Alawi Ammil Faqih (dari Hadramaut) bin
Muhammad Sohib Mirbath (dari Hadramaut) bin
Ali Kholi' Qosam bin
Alawi Ats-Tsani bin
Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
Alawi Awwal bin
Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin
Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin Ali Uradhi bin
Ja'afar As-Sodiq bin Muhammad Al Baqir bin
Ali Zainal 'Abidin bin Hussain bin
Ali bin Abi Thalib (dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad SAW)
Sunan Ampel (Raden Rahmat) Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
Maulana Malik Ibrahim bin Syekh Jumadil Qubro (Jamaluddin Akbar Khan) bin
Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin
Abdul Malik Al-Muhajir (dari Nasrabad,India) bin
Alawi Ammil Faqih (dari Hadramaut) bin
Muhammad Sohib Mirbath (dari Hadramaut) bin
Ali Kholi' Qosam bin
Alawi Ats-Tsani bin
Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
Alawi Awwal bin
Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin
Isa Ar-Rumi bin
Muhammad An-Naqib bin Ali Uradhi bin
Ja'afar As-Sodiq bin Muhammad Al Baqir bin
Ali Zainal 'Abidin bin Hussain bin
Ali bin Abi Thalib (dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad SAW)
C.Karya Sastra
Sunan Bonang banyak
menggubah sastra berbentuk suluk
atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq
karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba
Ati (dari bahasa Jawa,
berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.
Ada pula sebuah karya
sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang
dan oleh ilmuwan Belanda
seperti Schrieke disebut Het
Boek van Bonang atau buku (Sunan)
Bonang. Tetapi oleh G.W.J.
Drewes, seorang pakar Belanda lainnya,
dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya.
Keilmuan
Sunan Bonang juga
terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang
berasal dari Rasullah SAW, kemudian beliau kombinasi dengan kesimbangan
pernapasan[rujukan?]
yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT
yang tahu. Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang
Beliau ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai
dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama
dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh
dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk
menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya
diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur'an. Penekanan keilmuan yang
diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud
atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang
masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan
nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia
IV.KESIMPULAN
REFRENSI
- B.J.O. Schrieke, 1916, Het Boek van Bonang, Utrecht: Den Boer
- G.W.J. Drewes, 1969, The admonitions of Seh Bari : a 16th century Javanese Muslim text attributed to the Saint of Bonang, The Hague: Martinus Nijhoff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar